Asam, Basa, dan Garam
Pernahkah kamu makan buah jeruk? Bagaimana rasanya? Lalu,
pernahkah kamu memakan pare? Bagaimana juga rasanya? Rasa jeruk dan
pare tersebut dipengaruhi oleh sifatnya asam ataukah basa.
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang
mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut
bukan merupakan cara yang aman. Ada beberapa bahan bersifat asam maupun
basa yang boleh kita cicipi, karena tidak berbahaya. Dan ada beberapa
bahan bersifat asam/basa yang merupakan racun bagi tubuh kita.
Seandainya kita ingin mengetahui apakah air aki bersifat basa ataukah
asam, kita dilarang untuk mencicipinya, karena itu sangat berbahaya dan
lidah kita dapat terbakar. Maka dari itu, untuk mengidentifikasi asam
dan basa, kita dapat menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu
bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam yang akan
memberikan warna yang berbeda, sehingga kita dapat mengetahui zat
tersebut asam atau basa tanpa harus mencicipinya.
1. Asam
Kata asam berasal dari bahasa latin “acidum” atau “acid”
dalam bahasa inggris. Asam merupakan larutan elektrolit yang dalam air
terurai menghasilkan ion positif dan ion negatif. Menurut Arrhenius,
asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H+) (Syukri, 1999: 387). Dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. Asam Arhenius dapat dirumuskan sebagai HxZ dan dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut:
HxZ(l) →H+(aq) + Zx-(aq)
Menurut Bronsted Lowry, asam adalah spesi yang member proton.
Zat yang bersifat asam contohnya asam klorida (HCl), asam asetat (HBr), cuka (CH3COOH) dan lain sebagainya.
Sifat-sifat asam:
- Mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
- Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi kertas lakmus merah.
- Menghantarkan arus listrik
- Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
- Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
- Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
Di bawah ini adalah beberapa jenis asam :
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam
organic dan asam anorganik. Asam organic umumnya bersifat asam lemah,
korosif, dan banyak terdapat di alam. Sedangkan asam anorganik umumnya
bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat itulah, asam-asam anorganik
banyak digunakan diberbagai kebutuhan manusia.
Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
- Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
- Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita lho, contohnya adalah sebagai berikut:
- Proses dalam pembuatan pupuk
- Proses dalam Pembuatan obat-obatan
- Pembersih permukaan logam
- Proses pembuatan Bahan peledak
- Proses pembuatan Pengawet makanan.
2. Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat
kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maagh
(antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa. Menurut Arhenius,
basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat basa adalah ion OH-. Basa arhenius merupakan hidroksida logam, dan dapat dirumuskan sebagai M(OH)x dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut
M(OH)x (aq)→ M+(aq) + xOH-
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul
basa disebut valensi basa. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah spesi
yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton. Basa dapat
menetralisasi asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Beberapa basa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,ditunjukkan dalam tabel berikut
Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
- Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
- Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH”.
- Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
- Bersifat elektrolit.
- Mengubah lakmus merah menjadi biru
- Menetralkan sifat asam.
Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH”, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
- Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
- Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia.
Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari
- Bahan dalam pembuatan semen.
- Pembuatan deterjen/sabun.
- Baking soda dalam pembuatan kue.
3. Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi aam dan basa. Contoh garam dalam kehidupan sehari-hari adalah garam dapur atau NaCl, CaCl2, ZnSO4.
Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat basa
maupun asam. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium
hidroksida akan membentuk garam dapur dan air. Jika dengan penguapan,
maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur.
HCl + NaOH→ NaCl + H2O
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain
- Asam + basa menghasilkan garam dan air
- Basa + oksida asam menghasilkan garam dan air
- Asam + oksida basa menghasilkan garam dan air
- Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
- Logam + asam menghasilkan garam + H2
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam.
Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya
akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam
air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi,
reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk
senyawa garam.
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi
hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari
larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Beberapa garam diberikan pada tabel berikut ini
4. Asam dan Basa Bersifat Korosif
Beberapa
asam bereaksi sangat kuat pada beberapa logam, marmer dan berbagai
bahan lain. Gambar 15 menunjukkan bagaimana logam besi dapat bereaksi
cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2).
Sifat ini dapat menjelaskan mengapa asam bersifat korosif terhadap
sebagian besar logam. Uji sederhana lain yang dapat membedakan asam dan
basa adalah reaksi asam asetat dengan senyawa-senyawa yang mengandung
ion karbonat (CO32-) membentuk gas karbon dioksida, kalsium
asetat dan air. Sedangkan basa secara umum tidak bereaksi dengan logam,
namun basa kuat juga bersifat korosif dan jika mengenai kulit akan
mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.
5. Asam, Basa dan Garam Bersifat Elektrolit
Asam,
basa dan garam bersifat elektrolit. Sesuai dengan konsep Arhenius, bila
asam dan basa dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion, sehingga
larutan asam dan basa tersebut dapat menghantarkan listrik. Demikian
juga, bila garam dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion yang dapat
menghantarkan listrik.
Telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat elektrolit digunakan suatu alat yang disebut alat uji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu serta bejana untuk meletakkan larutan yang akan diselidiki. Jika larutan menghantar arus listrik, maka lampu pijar pada rangkaian itu akan menyala dan terjadi suatu perubahan (misalnya: timbulnya gelembung-gelembung gas) pada salah satu atau kedua elektrodanya.
Telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat elektrolit digunakan suatu alat yang disebut alat uji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu serta bejana untuk meletakkan larutan yang akan diselidiki. Jika larutan menghantar arus listrik, maka lampu pijar pada rangkaian itu akan menyala dan terjadi suatu perubahan (misalnya: timbulnya gelembung-gelembung gas) pada salah satu atau kedua elektrodanya.
6. Reaksi Asam, Basa dan Garam dengan Indikator
Sifat
suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa,
yaitu zat-zat warna yang warnanya berbeda dalam larutan asam, basa dan
garam. Untuk mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam dapat
menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami.
Secara sederhana, kertas lakmus dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat dari larutan asam, basa dan garam (larutan netral). Alat lain yang dapat digunakan untuk mengindikasi apakah larutan bersifat asam, basa atau netral adalah larutan indikator fenolftalein, metil merah dan metil jingga. Warna-warna kertas lakmus dan larutan indikator dalam larutan asam, larutan basa dan larutan yang bersifat netral ditunjukkan pada Tabel 5.
Secara sederhana, kertas lakmus dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat dari larutan asam, basa dan garam (larutan netral). Alat lain yang dapat digunakan untuk mengindikasi apakah larutan bersifat asam, basa atau netral adalah larutan indikator fenolftalein, metil merah dan metil jingga. Warna-warna kertas lakmus dan larutan indikator dalam larutan asam, larutan basa dan larutan yang bersifat netral ditunjukkan pada Tabel 5.
Berbagai
bahan tumbuhan yang berwarna, seperti daun mahkota bunga (kembang
sepatu, bogenvil, mawar dan lain-lain) kunyit, kulit manggis dan kubis
ungu juga dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak
bahan-bahan ini dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam
dan basa
0 komentar:
Posting Komentar